Fungsi Camshaft Position Sensor & Cara Kerjanya Pada Mobil

icon 25 February 2022
icon Admin

Salah satu komponen sensor Electronic Fuel Injection (EFI) yang penting untuk diketahui adalah Camshaft Position Sensor atau CMP Sensor. Sensor tersebut menjadi sensor yang krusial pada sistem bahan bakar injeksi pada mobil. 

Secara umum, sensor tersebut terletak pada bagian tutup timing belt atau timing chain. Fungsi Camshaft Position Sensor adalah mengendalikan langkah hisap ketika terjadi pembukaan injektor atau penginjeksi sistem bahan bakar. 

Jika sensor tersebut tidak bekerja dengan baik maka dapat menyebabkan mobil sulit menyala.

Fungsi Camshaft Position Sensor

Seperti yang telah disebutkan bahwa sensor tersebut memiliki peran krusial maka berikut beberapa fungsi Camshaft Position Sensor.

  1. Sebagai pembaca poros camshaft. Sensor ini akan bekerja sama dengan crankshaft position sensor pada mesin untuk mengetahui posisi poros camshaft secara tepat. Selanjutnya, sensor tersebut akan mendeteksi posisi silinder pada posisi Titik Mati Atas (TMA) dengan akurat. 
  2. Memberikan data masukan ke ECU terkait posisi langkah mesin. Selanjutnya langkah isap di mana terjadi penginjeksian atau pembukaan injektor ditentukan. 
  3. Melakukan deteksi posisi piston pada langkah kompresi dengan putaran sinyal rotor yang langsung digerakkan oleh camshaft. Jika pendeteksian sudah tepat maka posisi pembukaan dan penutupan intake-exhaust valve diketahui.
  4. Menentukan kapan pengapian dan penyemprotan bahan bakar pada setiap ruang bakar mesin secara berurutan terjadi.

Cara Kerja Camshaft Position Sensor

Camshaft Position Sensor bekerja dengan menerapkan prinsip induksi elektromagnetik. Dua bagian utama yang ada pada sensor tersebut adalah rotor dari logam dengan satu tonjolan dan stator berbahan magnet.

Ketika mesin sedang beroperasi maka poros camshaft berputar dan mengakibatkan rotor juga berputar. Sinyal PWM berupa tegangan akan muncul ketika tonjolan rotor memotong medan magnet stator. Pickup coil menjadi asal dari tegangan kemudian dikirim ke ECU.

Ketika tonjolan rotor mendekati kutub magnet maka terjadi perubahan pada medan magnet di gulungan coil. Perubahan medan magnet menyebabkan gulungan menimbulkan tegangan induksi. Kecepatan dan kekuatan perubahan medan magnet akan mempengaruhi tegangan induksi.

Sinyal tegangan akan lebih cepat jika putaran mesin semakin cepat dan menyebabkan semakin banyak tonjolan yang akan memotong medan magnet di stator. Informasi tersebut menjadi penentu waktu injeksi dan waktu pengapian busi. 

Kumparan pickup coil umumnya memiliki hambatan sebesar 200-2500 ohm dan tegangan induksi awal yaitu 1-2 volt. Tegangan induksi akan semakin meningkat diikuti dengan putaran mesin yang meningkat.

Beberapa gejala yang mendeteksi bahwa terjadi kerusakan pada sensor tersebut yaitu:

  1. Terjadi sentakan ketika mobil dinyalakan.
  2. Pada mobil dengan transmisi otomatis biasanya kesulitan untuk memindahkan gigi dan transmisi terkunci.
  3. Bahan bakar menjadi lebih boros dari yang seharusnya.
  4. Akselerasi menurun drastis bahkan pada beberapa jenis mobil akselerasinya hanya mencapai 30 km/jam.
  5. Mesin mobil mendadak mati ketika sedang digunakan.
  6. Lampu indikator check engine menyala.

Nah, demikian penjelasan sensor camshaft lengkap dengan fungsi, cara kerja serta gejala yang mengindikasi rusaknya sensor tersebut pada mobil Anda. 

Semoga apa yang telah dijelaskan dapat membuat Anda lebih memahami pentingnya komponen tersebut dan mendorong untuk merawatnya dengan baik. Namun, jika camshaft position sensor Anda terindikasi rusak sesuai penjelasan di atas, segera bawa ke bengkel resmi Suzuki. Jadwalkan kunjungan service anda melalui website https://suzukiarmada.co.id/ & dapatkan jadwal yang sesuai dengan keinginan anda.